Reunian di Kota Kecil Cimahi
![]() |
Di stasiun Jogja menanti kereta lodaya tiba |
Reunian dengan teman
sekolah di masa remaja itu seru ya bunda. Saya yang sudah lebih dari sepuluh
tahun enggak jumpa dengan teman sekolah rasanya kembali muda saat reunian. Iya
beberapa bulan lalu menyempatkan diri silaturahmi ke Cimahi Jawa Barat tempat saya
memalui masa remaja.
Ratusan purnama yang
telah lalu, saya adalah anak remaja yang merantau untuk menuntut ilmu di negeri
seberang. Tepatnya di Sekolah Perawat Kesehatan tahun 1998. Selama sekolah aya
dan teman-teman tinggal di asrama. ASTRI sebutan untuk asrama putri dan ASTRA
sebutan untuk asrama putra. 3 tahun tinggal di asrama membuat kami merasakan
persahabatan bahkan persudaraan yang sangat kuat.
Meskipun sudah Ratusan
purnama berlalu, kenangan manis di asrama tak pernah terlupakan masih tersimpan
indah dalam memory. Silaturahmi berlanjut dengan kemajuan zaman di era digital.
Berbagai media sosial menjadi ajang silaturahmi, Whatsapp group adalah media
yang paling intens untuk berkomunikasi. Bagaikan di asrama obrolan pun sahut
menyahut, senda gurau sambil mengenang masa sekolah menjadi begitu indah.
Ternyata silaturahmi
melalui media sosial membuat saya semakin rindu untuk berjumpa. Alhamdulillah,
Alloh begitu baik kepada saya hingga kesempatan itu tiba. Sebenarnya rencana
awal hanya ke Jogjakarta bersama teman-teman dari instansi tempat saya bekerja.
Saya pikir-pikir kalau ke jogja kan sudah dekat dengan Bandung kenapa enggak
sekalian mampir, toh cutinya cukup kalau singgah beberapa hari.
Rencana tersebut saya
sampaikan kepada orangtua, karena ketika saya pergi anak-anak bersama orangtua
saya. Jadi saya komunikasikan kalau saya pergi lebih lama dari kesepakatan awal. Ternyata kedua
orangtua saya tidak keberatan. Anak-anak pun tidak masalah yang terpenting oleh-oleh
sesuai dengan riques mereka terpenuhi.
Kisah yang di
Jogjakarta ada yang sudah saya tuliskan.
https://www.ummuarrahma.com/2018/08/serunya-traveling-ala-bacpaker-emak.html
https://www.ummuarrahma.com/2018/08/serunya-traveling-ala-bacpaker-emak.html
Tanggal 18 Januari saya
bertolak ke Bandung dengan menggunakan transportasi Kereta Api pada malam hari.
Memilih jalur Kereta Api karena cepat, bebas macet, harga yang murah dan tentu
aman. Memilih perjalanan malam, biar malam bisa tidur dan terbangun pagi hari
sudah sampai Bandung. Jadi perjalanan seperti mimpi ya, sebenarnya sih karena
siang masih jalan-jalan di Jogjakarta.
Menjelang subuh saya
samapai Stasiun Bandung, karena masih terlalu malamsaya memilih duduk sebentar
di ruang tunggu. Sekitar lima belas menit istirahat saya mulai buka aplikasi
Grab, dan memesan Grab car untuk menuju Cimahi. Tak menunggu lama saya
mendapatkan kendaraan yang saya inginkan. Karena transportasi online dilarang
memasuki area Stasiun maka saya harus berjalan kaki samapi di luar stasiun.
Alhamdulillah tidak
harus berjalan terlalu jauh, kendaraan sudah menanti. Bersyukur sekali saya
pernah tinggal lama di sini. Setidaknya saya paham bahasa sunda, karena di
Bandung semua orang menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa sehari-hari.
Termasuk supir yang mengantarkan saya sampai Cimahi. Sopirnya sangat ramah
sekali, dan tentu membuat saya merasa aman dan nyaman meskipun bukan di kota
saya sendiri.
Selama dalam perjalanan
saya menghubungi teman yang akan menyediakan tempat menginap selama berada di
Cimahi. Saya janjian di depan Alfamart dekat RS Dustira, Rumah Sakit tempat
saya dulu menuntut ilmu dengan segudang kenangan suka dan duka. 30 menit
perjalanan saya sampai juga di tempat janjian. Teman saya bernama Nur Fadilah
sudah menanti saya. Ternyata perjalanan
dari setasiun sampai Cimahi termasuk murah hanya membayar Rp 38.000,- saja
dengan lama perjalanan kurang lebih 30 menit.
Lelah terbayar sudah
ketika berpelukan dengan sahabat yang biasanya bersama di dunia maya.
Cipika-cipiki, tak ada rasa canggung meski pertahun-tahun tak bertatap muka. Semua
masih sama seindah dulu kala bersama. Persahabatan yang tulus dari hati selalu
terasa dekat meskipun jauh terpisah ribuan kilo meter, sebatas kata di dalam
layar atau suara dari handpone yang menjadi perekat rasa.
Setibanya di rumah Nur Fadilah, langsung dihantarkan
menuju kamar yang sudah disediakan untuk saya beristirahat. Nur Fadilah bersiap
untuk bekerja, mempersilahkan saya sarapan dan beristirahat. Tak bisa di tipu
memang badan tetap lelah meski ada
euporia bahagia. Saya merebahkan badan niatnya sebentar ternyata terlelap jua
menuju alam mimpi.
Tulisannya bersambung
ya,
Great... i like it
BalasHapusjazakalooh pak
BalasHapusWah ummi, kok berani sih travel sendiri? Lumayan juga tuh jogja-bandung-cimahi 😥
BalasHapusMemang asyik ya bertemu teman setelah sekian lama berpisah, saling mengenang bertukar cerita 😇😇
Oh iya ummi, kenapa kata Ratusan purnama , R nya gede? Apakah kesalahan teknis? 🤔
Btw, thanks sharingnya ummi 😇😇
Saya dari lulus SMP biasa pulang pergi Bandung Lampung, Bandung-Jogja, kemana-mana sendiri.
HapusNah, iya tuh kesalahan teknis biasa kalau nulis dikejar deadline enggak sempat self editing.
Makasih mbak diingatkan nanti saya self editing. Banyak yg typo juga sepertinya.
Aku pengen juga berani berkala sendirian gitu umi😂 tetapi belum pernah kesampaian kecuali di kota sendiri wkwk
BalasHapusMenyenangkan, mbak mengenal banyak orang baru lingkungan baru dan pengalaman seru. Aman insyaallah kan Sekarang transportasi mudah.
Hapus